Sejarah Desa

Sejarah Desa

SEJARAH DESA

 

 

Desa Toso merupakan salah satu desa yang masuk wilayah Kecamatan Bandar Kabupaten Batang dan merupakan daerah pertanian.

Jauh sebelum Indonesia merdeka, memurut cerita para leluhur yang di turun temurunkan kepada anak cucu, bahwa desa Toso dulunya adalah hutan belantara yang tiada berpenghuni, kemudian datanglah sekelompok orang yang di pimpin oleh seorang yang sakti dan mumpuni di bidang kenugaran bersama istri dan beberapa orang lainnya. Orang tersebut bernama DAWUD atau yang sering di sebut MBAH DAWUD. Mbah dawud juga mempunyai seorang pembantu yang juga linuwih dalam kanuragan bernama SRIMUNAH, kemudian mbah Dawud dan pengikutnya karena merasa cocok akan tanah di hutan tersebut kemudian mendirikan rumah rumah secara bergotong –royong dan menjadikan hutan tersebut sebagai pemukiman.

Seiring berjalannya waktu banyak pendatang yang ikut bermukim di wilayah tersebut sehingga menjadi pemukiman yang ramai. Karena banyak orang yang tinggal di situ banyak yang awam tentang agama, mbah Dawud merasa perlu untuk mendatangkan Guru di bidang Ilmu agama, kemudian beliau mengundang beberapa orang  sahabatnya di antaranya Mbah Tunggul Manik dan  Mbah Kyai Girang,  untuk  mengajari penduduk di wilayah tersebut tentang pendidikan Agama Islam, karena kemajuan daerah tersebut yang pesat membuat sekawanan perampok yang berjumlah 40 orang merencanakan untuk merampok di Pemukiman tersebut, karena kesaktian mbah Dawud beliau mengetahui hal tersebut, maka sesampainya gerombolan perampok tersebut hujan turun dengan lebat, sehingga mereka terpaksa berteduh di sebuah rumah yang berada paling ujung di kawasan tersebut, dan rumah tersebut adalah rumah Mbah Dawud, oleh Mbah Dawud Para perampok tersebut di persilahkan masuk di rumahnya , dan karena merasa lapar para perampok menyuruh Mbah Dawud untuk menyiapkan makanan, mbah dawud kemudian menyuruh istri dan Pembantunya Srimunah untuk memasak makanan untuk para perampok tersebut, namun  ternyata ketika membuka tempat beras, beras hanya bersisa satu Beruk ( Takaran beras dari batok Kelapa ) mengetahui itu istri mbah dawud panik dan bermaksud melaporkan hal itu kepada Mbah Dawud tapi dilarang oleh Srimunah, Insya Allah Cukup Nyai kata pembantunya Srimunah, namun mereka juga kebingungan karena tidak ada lauk apapun, hal itu diketahui oleh mbah Dawud yang kemudian beliau juga bilang kepada Istrinya jangan kuatir, kemudian beliau mengambil wuwu ( Perangkap ikan dari anyaman bambu ) dan pergi ke kamarnya, ternyata pembicaraan ketiga orang tersebut di dengar oleh pemimpin gerombolan Perampok itu, kemudian ia berkata dengan lantang agar mbah dawud segera menyiapkan makanan kepada mereka, kalu tidak maka mereka bertiga yaitu mbak dawud, istrinya dan Pembantunya akan di bunuh. Namun ketiga orang tersebut tidak menunjukkan kehawatiran, Pembantunya Srimunah mengambil beras yang sisa satu beruk kemudian menanaknya, dengan kesaktiannya beras tersebut ternyata menjadi banyak dan menjadi beberapa bakul, tidak kalah Mbah dawud ketika ia masuk kamar ia memasang Wuwu di bawah tempat tidurnya , dan dengan hanya mengucap Bismilahirrohmanirrohim, wuwu tersebut sudah berisi banyak sekali ikan, pemeimpin Parampok yang dari tadi mengintip apa yang dilakukan oleh mbah Dawud dan pembantunya heran akan kesaktian dan kehebatan dari  ketiga orang tersebut, ketika makanan sudah siap mbah Dawud mempersilahkan para perampok tersebut untuk makan, maka para perampok itupun makan dengan lahap, tapi mereka heran nasi dan lauak yang diberikan tidak habis –habis mereka makan sepuasnya, dan karena kekenyangan akhirnya mereka semua tertidur, sehingga rencana mereka untuk merampok menjadi gagal.

Keesokan  harinya ketika mereka terbangun mereka mendapati Rumah Mbah Dawud sepi, mereka mencari, tapi tidak mendapati satupun orang dalam Rumah itu, mereka berfikir untuk mencari barang –barang berharga di Rumah tersebut , tapi mereka tidak mendapatkan apapun, akhirmya mereka memtuskan untuk mencari rumah lain untuk di rampok, tapi ketika mereka berjalan menuju Rumah yang lain mereka kembali ke Rumah Mbah Dawud mereke hanya berputar saja, mereka mencoba-dan mencoba lagi, tapi selalu gagal mereka selalu kembali ke Rumah Mbah Dawud, akhirnya mereka memutuskan untuk menunggu Mbah Dawud pulang, ketika hari menjelang Dhuhur Mbah Mbah Dawud , Istri dan Pembantunya Srimunah pulang, ternyata mereka habis dari ladang, melihat kedatangan mereka para perampok yang dari tadi sudah kelelahan menjadi marah dan bermaksud membunuh Mbah dawud, mereka menyerang mbah dawud dengan pedang, akan tetapi ternyata pedang mereka tidak mempan, pedang mereka seperti mengenai Batu , kemudian mereka menyerang bersamaan namun oleh Mbah dawud hanya menggunakan satu tangan untuk melemparkan semua perampok itu, badan perampok yang sangat kekar terlihat sangata ringan , sehingga Mbah dawud dengan mudah meleparkan mereka, akhirnya para perampok tersebut menyerah, dan Hal tersebut ternyata di lihat oleh Sahabat Mbah Dawud, yaitu Mbah Tungguk Manik , melihat kesaktian Mbah Dawud yang tidak mempan senjata tajam dan seperti batu yang keras, kalau dalam Bahasa Jawa di sebut Atos, dan Kekuatan dari Mbah Dawud yang dengan mudah melemparkan perampok tersebut, yang dalam Bahasa Jawa di sebut Roso, maka kemudian daerah tersebut Oleh Mbah Tunggul manik di Namai TOSO, yang berasal dari kata Atos dan Roso, dan kemudian para perampok tersebut mohon agar di perkenankan tinggal di Wilayah tersebut, mereka kemudian di Bimbing oleh Mbah Tunggul manik untuk belajar agama. Dan pembatunya Srimunah kemudian di kenal dengan nama Mbah Beruk

Tahun demi tahun kemajuan di desa Toso semakin pesat sehingga kemudian Daerah terbagi menjadi 7 yaitu 1. Dukuh Toso 2. Dukuh Sipule 3. Dukuh ketumbar. 4.  Dukuh Dlimas 5. Dukuh Ploso, 6. Dukuh Grinyah 7. Dukuh Margosono,  Penghasilan penduduk saat banyak di sektor pertanian , karena lahan bekas hutan yang subur juga saran perairan yang memadai, sehingga kehidupan penduduk tergolong mapan , juga banyak yang beternak baik sapi kerbau juga unggas,

Menurut Cerita Nenek Moyang Lurah Pertama dari Desa Toso, bernama Mbah Kami tapi karena tidak adanya ahli sejarah waktu itu tidak diketahui bagaiman kepemimpina dari Mbah Kami tersebut, kemudian Lurah yang Kedua yaitu Mbah Karjani seperti Mbah Kami, cerita Mbah Karjani juga tidak begitu di kenal, Akhirnya Lurah ketiga yaitu Mbah DAMIN, ada kejadian yang menurut Cerita pada Jaman kepemimpinan Mbah damin, yaitu Lepasnya Dukuh Sipule dari Toso, berawal dari ditemukannya sesosok mayat tak di kenal di perbatas Toso dan Kluwih, karena warga Toso tidak mengenal Mayat tersebut makan Warga Toso tidak mau memakamkannya di lokasi Makam Toso, kemudian Mayat tersebut dimakam kan oleh warga Kluwih, ternyata Mayat tersebut adalah warga Dukuh Sipule, banyak warga Dukuh Sipule yang kecewa , sehingga mereka memutus kan untuk ikut di Kluwih, karena merasa bersalah pada waktu itu Mbah Damin mengiyakan Dukuh Sipule ikut di Wilayah Kluwih.

Setelah Mbah Damin, Lurah selanjutnya yaitu Mbah Abdurrohman, pada masa kepemimpinan Mbah Abdurrohman, ada beberapa Dukuh yang kemudian namanya di ganti, yaitu , Dukuh Ketumbar di ganti menjadi Dukuh Margosari. Dukuh Margosono, diganti menjadi Margoyoso, Dukuh Ploso di ganti menjadi Dukuh Plosorejo dan Dukuh Grinyah diganti menjadi Dukuh Bulurejo hingga sampai saat ini.

Pada masa kepemimpinan Mbah Abdurrahman itulah belanda mulai Masuk di wiayah Toso, sehingga kondisi Masyarakat pada saat itu mulai memprihatinkan, banyak pemuda  dan warga yang juga ikut berjuang, salah satunya adalah Abdullah, namun Abdullah kemudian tertangkap oleh belanda dan di eksekusi Mati di depan Rumah Mbah Abdurrohman, hal itu yang kemudian sangat membuat Mbah Abdurohman merasa sangat bersalah selain juga karena sudah tua, sehingga kemudian beliau mundur dari jabatan kepala Desa waktu itu setelah mempimpin kurang lebih 35 tahun, kemudian masyarakat sepakat untuk memeilih Mbah SAAD menjadi penggantikan Mbah Abdurrahman. Ketika kemudian diadakan Pemilihan Kepala Desa Mbah Saad terpilih menjadi kepala Desa Devinitif, Mbah Saad di kenal karena kesopanan dan Kearifannya, beliau juga di kenal sebagai penunggang Kuda yang Baik, Ketika beliau keliling Desa beliau selalu menunggang Kuda. Beliau juga selalu melibatkan masyarakat dalam hal apapun bahkan, pada saat menanam bengkok selalu masyarakat terlibat, sehinggap pada saat panenpun Masyarakat ikut menikmati hasilnya,

Setelah masa kepemimpinan Mbah SAAD kurang lebih 30 Tahun kemudian kepala desa di ganti Yusuf Kasugiono, yang pada jabatan sebelumnya adalah Carik/Sekdes. Pada masa Mbah Yusuf inilah Pemerintahan Desa Toso mulai terjamah bantuan, Baik dari bantuan pemerintah maupun Bantuan yang lain, sehingga infrastruktur mulai tertata dengan baik, Jalan mulai di Tlasah/ Pasangan batu, Jembatan mulai di permanen. Dan sekolahpun mulai dibuat Gedung permanen. Sekolah Formal pertama di desa Toso adalah SD Negeri Toso 01, yang semula menggunakan Rumah Kepala Desa kemudian di bangun Gedung Sekolah di bengkok Sekdes. Dan kemudian di bangun sekolah-sekolah yang lain yaitu, MI Islamiyah Dlimas dan kemudian menyusul SD Negeri Toso 02,

Setelah kurang lebih 25 tahun menjabat Yusuf kasugiono kemudian di gantikan oleh Kepala Desa Perempuan, berdasarkan pemilihan Kepala Desa Tahun 1989, yaitu Ibu Siti Azizah, namun beliau hanya memimpin selama 2 Tahun , dan posisi kepala desa di Pimpin oleh Pj. Kepala dari kecamatan,

Pada tahun 1996 kembali di adakan pemilihan kepala Desa , waktu itu ada 2 Tokoh Masyarakat yang mencalonkan diri yaitu 1, Bapak Nur Hadi dan Bapak Tarjuki, bapak Tarjuki sebenarnya adalah perangkat desa pada jabatan Lebe, ketika terjadi pemilihan Bapak Tarjuki terpilih menjadi kepala Desa Toso, pada masa kepemimpinan beliau Pembangunan Desa semakin maju, jalan sudah mulai Aspal dan Listrik pun sudah masuk di Desa Toso, namun pada masa itu keadaan keamanan di desa Toso sangat memprihatinkan , terjadi banyak pencurian, perampokan, dan juga aksi Premanisme yang di lakukan oleh satu keluarga di Wilayah Dukuh Bulurjeo, banyak warga yang menjadi Korban, banyak upaya sudah dilakukan tapi tidak membuahkan Hasil, hingga pada Tahun 1999 terjadi demo untuk menggulingkan kepala desa, tapi aksi demo tersebut malah berakhir dengan Kerusuhan, karena para pendemo di hadang oleh kelompok pendukung kepala Desa, hingga masa jabatan kepala Desa berakhir , tidak ada pemilihan kepala Desa sehingga kedudukan Kepala desa di Laksanakan oleh Plt. Selama dua tahun dan Pj dari kecamatan selama 2 tahun.

Setelah sekian lama kekosongan Kepala Desa pada tahun 2007 oleh BPD dibuka pencalonan Kepala Desa , dan pada peencalonan tersebut ada dua kandidat Calon kepala Desa yaitu 1. Bapak Mujahidin dari Dukuh Margoyoso dan Bp. Taryono dari Dukuh Bulurejo yang pada saat itu menjabat sebagai perangkat desa . proses pemilihan kepala Desa berjalan dengan baik dan kemudian Bp. Mujahidin terpilih sebagai Kepala Desa periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2013, pada awal kepemimpian Bp. Mujahidin terjadi keributan yang luar biasa, berawal dari tidak terima karena tidak terpilih sebagai Kepala Desa Toso, Bp,Taryono dan keluarganya mengamuk, merusak saluran air bersih yang digunakan oleh warga dan untuk Masjid. Namun kemudian Saluran air bersih itu di benahi oleh Warga dengan bantuan dana dari pemerintah, namun keluarga Bp, Taryono kembali mengamuk dengan merusak rumah warga dan menganiaya penghuninya, tercatat 17 Rumah rusak dan 2 orang warga harus di larikan ke Rumah sakit, karena perbuatannya tersebut warga Dukuh Bulurejo yang selama ini merasa tertindas oleh keluarga tersebut akhirnya melawan keluarga tersebut sehingga keluarga tersebut kabur dari dukuh Bulurejo, akan tetapi mereka masih terus mengancam akan membunuh Warga bulurejo apabila bertemu di luar Desa. Sehingga puncak dari kejadian tersebut adalah ketika keluarga tersebut kembali muncul di Dukuh bulurejo dengan mebawa senjata tajam, mereka berempat adalah , Warsani ( Ayah ) Taryono ( Calon kades tidak terpilih ) Tekno ( adik ) dan Trimo ( adik ) mereka menakut nakuti warga dengan senjata tajam, akan tetapi karena warga terlanjur marah mereka melawan empat orang tersebut, banyak anak – anak muda yang ikut menyerang keempat orang tersebut sehingga kemudian mereka lari, tapi warga tetap mengejar, mereka membawa batu ataupun Kayu yang ditemukan di jalan untuk melawan keempat orang tersebut yang membawa Parang, dan pedang. hingga kemudian sekitar jarak 200 meter dari Dukuh bulurejo dua orang diantaranya yaitu warsani dan Trimo terkena lemparan batu dari warga dan terjatuh, warga yang mengejar kembali melempari merka dengan batu, ada juga yang memukul dengan kayu , sehingga mengakibatkan dua orang tersebut meninggal, namun dua orang lainnya berhasil kabur, tapi kemudian satu orang tertangkap polisi dan yang satu lagi sampai sekarang tidak ada Kabar beritanya, atas peritiwa tersebut 19 orang warga Dukuh bulurejo harus di penjara untuk bertaggungjawab atas peristiwa tersebu. setelah kepergian satu keluarga itu dari Dukuh Bulurejo kemudian Pemdes melakukan penjaringan Perangkat Desa pada Jabatan Kadus bulurejo yang tadinya di Jabat oleh Tekno adik dari Taryono, hingga terpilihlah Warnoto sebagai Kadus di Bulurejo, sejak saat itu keamanan dan prekonomian Warga Dukuh Bulurejo semakin membaik, pembangunan Infrastruktur banyak masuk ke Wilayah Dukuh tersebut, dan itu juga berdampak pada Dukuh-dukuh yang lain, pembangunan semakin merata dan kemanan Masyarakat Menjadi terjaga.

Setelah 6 tahun menjabat Tahun 2013 kembali diadakan pemilihan kepala Desa Toso, pada saat itu ada 2 Calon Kepala Desa yaitu , Bapak . Mujahidin ( kepala Desa lama ) dan Bapak Asmawi ( Perangkat Desa Jabatan kasi pelayanan ) dan Bapak Mujahidin Kembali terpilih menjadi kepala desa Toso periode 2013 sampai dengan 2019, pada saat itu pembangunan desa semakin berkembang, program pembanguan melalui PNPM mandiri perdesaan sangat membantu Pemerintah Desa dalam melakanan Prencanaan Desa, pembangunan Desa, Pembinaan kemasyarakatn, Pemberdayaan Masyarakat dan juga dalam pengadministrasian, hingga kemudian Tahun 2015 Program PNPM di ganti menjadi Pogram Dana Desa, hingga sekarang Program Dana Desa masih berjalan.

Tahun 2019 tepatnya bulan september diadak pemilihan kepala Desa perione Tahun 2019 sampai dengan 2025, ada 2 Calon kepala Desa yaitu 1. Bapak Mujahidin dan Bp. Abdul Kharis, proses pemilihan kepala desa berjalan dengan baik hingga akhirnya Bapak Abdul Kharis terpilih menjadi kepala Desa Toso tahun 2019 sampai dengan 2025.

 

Where does it come from?

Contrary to popular belief, Lorem Ipsum is not simply random text. It has roots in a piece of classical Latin literature from 45 BC, making it over 2000 years old. Richard McClintock, a Latin professor at Hampden-Sydney College in Virginia, looked up one of the more obscure Latin words, consectetur, from a Lorem Ipsum passage, and going through the cites of the word in classical literature, discovered the undoubtable source. Lorem Ipsum comes from sections 1.10.32 and 1.10.33 of "de Finibus Bonorum et Malorum" (The Extremes of Good and Evil) by Cicero, written in 45 BC. This book is a treatise on the theory of ethics, very popular during the Renaissance. The first line of Lorem Ipsum, "Lorem ipsum dolor sit amet..", comes from a line in section 1.10.32.